Workshop Benchmarking oleh CHIP

Hari ini (Sabtu 1 November 2008) saia baru aja mengikuti sebuah workshop mengenai benchmarking yang diadakan oleh majalah CHIP. Workshopnya diadakan di JEC Hall A, pas banget sama pameran komputer bertajuk King Komp yang juga diadakan di JEC. Acara yang tadinya dijadwalkan jam 1 siang ternyata molor lumayan lama jadinya hampir jam 2 baru mulai.

Apa aja yang saia dapatkan di workshop itu? Sebelumnya saia belum terlalu mengerti apa itu yang disebut dengan benchmarking, jadi saia jelaskan aja dulu mulai dari situ ya.
Setelah mengikuti workshop tadi, saia mempelajari (kalo ga keliru) bahwasanya benchmarking adalah suatu tes/pengujian/ukuran terhadap suatu komponen/alat yang menyatakan kemampuan/kinerja komponen itu secara garis besar berdasarkan tes yang dilakukan, sebagai acuan perbandingan dengan komponen/alat yang sejenis. Kira2 gitu la yang saia tangkap tadi (mohon maap jika ada kesalahan). Jadi intinya, sebuah pekerjaan menguji suatu produk dan memberikan kesimpulan terhadap produk tersebut berdasarkan hasil tes yang diujikan terhadapnya.

Kalau kamu pernah baca majalah CHIP, biasanya ada tu banyak artikel di dalemnya yang membahas tentang hardware dan perbandingan kinerja antara berbagai jenis dan merek hardware. Dari mana mereka (para reviewer) bisa menyimpulkan atau mendapatkan data2 yang dituliskan dalam artikel tersebut? Apa cuma prediksi2 yang luar biasa ngawur? Ya gak laaa..Mereka mendapatkan data2 itu dari melakukan benchmarking tadi. Jadi semua artikel yang membahas mengenai kinerja atau kemampuan suatu hardware di majalah tersebut telah diuji terlebih dahulu oleh mereka dengan berbagai macam metode pengujian sehingga akhirnya memperoleh kesimpulan yang mereka tuliskan dalam majalah CHIP.

Contohnya kalo di workshop tadi ada 3 buah CPU dengan spesifikasi yang sama kecuali di Prosesor. CPU yang pertama menggunakan prosesor AMD Phenom X4 9950 Black Edition 2,6 Ghz, yang kedua menggunakan Intel Core 2 Extreme QX9650 3 Ghz dan yang ketiga Intel Core 2 Duo E8500 3,2 Ghz. Pertama diujikan antara CPU kedua dan ketiga dengan memakai aplikasi 3DMark 2006, hasilnya CPU kedua unggul sekitar 100an poin dibandingkan CPU ketiga. Kemudian dilakukan tes menggunakan aplikasi PCMark dengan game Quake 4. Hasilnya? Kali ini CPU 3 yang unggul dengan perbedaan kira2 20an fps(frame rate per second). Kenapa hal ini bisa terjadi? Berdasarkan benchmarking yang dilakukan oleh para penguji, ternyata game Quake 4 hanya memakai 2 core pada prosesor, sehingga prosesor Intel Core 2 Extreme yang memakai 4 core, penggunaannya jadi kurang efektif dikarenakan hanya 2 core saja yang terpakai sedangkan 2 lainnya terbilang "nganggur". Karena itu CPU 3 yang menggunakan clock 3,2 Ghz lebih diuntungkan dalam pengujian ini. Namun Setelah menguji dua hal itu, dilakukan lagi pengujian ketiga dengan menggunakan WinRAR, yaitu untuk mengukur kemampuan dalam melakukan kompresi. Untuk pengujian ini CPU 2 lebih unggul, tapi saia lupa berapa nilainya tadi..hehe..Namun benchmarking bukan hanya soal uji menguji saja, karena pada akhirnya para penguji harus membuat sebuah kesimpulan berdasarkan data2 yang telah diperoleh dari proses pengujian tadi. Setelah dilakukan pengujian2 tersebut, ternyata CPU 3 hampir tidak mempunyai ruang lagi untuk menjalankan proses lain, artinya 2 core yang terdapat padanya sudah digunakan secara maksimal, sedangkan pada CPU 2 masih tersisa ruang yang cukup banyak pada prosesornya dikarenakan memiliki 2 core lebih banyak daripada CPU 3. Tapi untuk permasalahan suhu, ternyata CPU 2 juga lebih cepat panas dibandingkan CPU 3. Dengan data2 yang seperti ini, bagaimanakah cara mengambil kesimpulannya? karena itulah bagian yang paling menentukan dan ditunggu2 oleh para pembaca. Dari hasil tadi, dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan rata2 orang yang tidak bekerja di dunia IT,khususnya yang berhubungan dengan grafis, penggunaan proseser Core 2 Duo sudah lebih dari cukup, baik dari segi kinerja maupun harga. Prosesor dengan 4 core seperti Core 2 Quad dan Core 2 Extreme baik digunakan jika kamu termasuk orang yang bekerja di bidang multimedia, misalnya animasi grafis, yang membutuhkan kemampuan rendering yang cepat.

Setelah membandingkan CPU 2 dan CPU 3, para penguji kemudian membandingkan CPU 1 dan CPU 2, yang menggunakan prosesor dari 2 pabrik berbeda dengan jumlah core yang sama. Dengan metode pengujian yang sama, ternyata CPU 1 masih kalah dibandingkan CPU 2, dikarenakan clock yang berbeda 400 Mhz. Namun ada 1 keunggulan dari CPU 1 dengan prosesor AMDnya dibandingkan CPU 2 maupun 3, yaitu suhunya yang jauh lebih dingin, bahkan mencapai setengahnya CPU 2. Artinya apa? Dengan kinerja yang tidak terlalu jauh dengan Core 2 Extreme dan harga yang cukup jauh perbedaanya (Intel Core 2 Extreme QX9650 dijual dengan harga sekitar $1,100 sedangkan AMD Phenom X4 9950 Black Edition hanya $235) kita bisa mendapatkan sebuah prosesor yang jauh lebih dingin.

Jadi pada intinya, kita bisa menyimpulkan hasil benchmarking dari berbagai segi. Dan hendaknya hasil benchmarking tidak selalu dijadikan tolak ukur dalam menentukan kinerja suatu produk, walaupun secara garis besar bisa diketahui kinerjanya. Yang jelas semua bergantung pada kebutuhan kita masing2.

Dah ngerti kan tentang benchmarking? Benchmarking ga cuma bisa diaplikasikan di dunia komputer aja lho, di dunia otomotif dan industri juga bisa. Misalnya kita mw menguji sparepart motor yang satu dengan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar